
Intermittent Fasting atau dikenal juga dengan puasa intermiten akhir-akhir ini tengah menjadi perbincangan hangat. Puasa satu ini menjadi alternatif diet yang sehat saat ini oleh berbagai kalangan. Bahkan, penelitian terbaru menunjukkan bahwa berpuasa selama 8 jam setiap hari, dalam metode yang dikenal sebagai makan dengan batasan waktu dapat membantu penderita diabetes tipe 2. Pendekatan ini lebih mudah diikuti oleh pasien dibandingkan dengan mengurangi kalori secara sengaja, yang merupakan rekomendasi umum untuk diabetes tipe 2.
Dalam penelitian ini, orang-orang yang melakukan makan dengan waktu terbatas mengonsumsi lebih sedikit kalori setiap hari tanpa harus menghitung kalori. Sambil tetap dapat makan makanan yang mereka inginkan. Hasil studi menunjukkan bahwa metode ini bisa sama baik atau bahkan lebih efektif daripada nasihat tradisional yang biasanya diberikan kepada penderita diabetes tipe 2, yaitu menghitung setiap kalori yang dikonsumsi. Dr. Adam Gilden, seorang profesor di University of Colorado Kampus Medis Anschutz, menggarisbawahi pentingnya temuan ini. Dengan demikian, makan dengan batasan waktu bisa menjadi pilihan yang efektif untuk mengelola berat badan dan mengontrol kadar gula darah pada penderita diabetes tipe 2.
Penurunan Berat Badan Lebih Besar dengan Puasa

Dalam sebuah penelitian yang melibatkan 75 peserta, dilaporkan pada Oktober 2023 di JAMA Network Open, para peserta secara acak ditugaskan untuk melakukan salah satu dari tiga intervensi selama enam bulan:
- Kelompok Makan dengan Waktu Terbatas: Peserta dalam kelompok ini diizinkan makan apa saja yang mereka inginkan antara pukul 12 siang hingga jam 8 malam setiap hari. Mereka hanya boleh minum air putih atau minuman nol kalori selama periode di luar jendela makan.
- Kelompok Pembatasan Kalori: Peserta dalam kelompok ini diminta untuk mengurangi asupan kalori harian mereka sebesar seperempat.
- Kelompok Kontrol: Peserta dalam kelompok ini diinstruksikan untuk menjaga berat badan dan kebiasaan makan mereka seperti biasa.
Hasilnya menunjukkan bahwa peserta dalam kelompok makan dengan waktu terbatas mengalami penurunan berat badan lebih besar selama enam bulan dibandingkan dengan mereka yang mengurangi asupan kalori. Rata-rata, peserta dalam kelompok makan dengan waktu terbatas kehilangan sekitar 4,3% berat badan mereka. Jumlah ini hampir sebanding dengan penurunan berat badan dalam program perubahan gaya hidup selama setahun yang melibatkan pola makan sehat, aktivitas fisik, dan pembelajaran menghadapi stres.
Metode makan dengan waktu terbatas ini terbukti efektif untuk menurunkan berat badan dan bisa menjadi alternatif yang lebih mudah diikuti daripada pembatasan kalori, terutama untuk penderita diabetes tipe 2.
Peningkatan Gula Darah KecilĀ
Dalam penelitian ini, para peneliti menemukan bahwa baik kelompok yang melakukan pembatasan waktu makan (makan dengan batasan waktu) maupun kelompok yang melakukan pembatasan kalori mengalami penurunan kadar gula darah jangka panjang yang serupa. Penurunan ini diukur dengan menggunakan tes hemoglobin A1C (HbA1c). Pada kedua kelompok, tingkat HbA1c rata-rata mengalami penurunan sekitar 0,7 poin persentase sejak awal penelitian. Menurut peneliti, penurunan ini memiliki signifikansi yang besar, terutama karena peserta dalam penelitian ini awalnya memiliki rata-rata HbA1c sekitar 8.
Hasil ini menunjukkan bahwa jika peserta melanjutkan diet makan dengan batasan waktu hingga satu tahun, mereka mungkin bisa mencapai remisi diabetes. Remisi diabetes terjadi ketika kadar HbA1c berada di bawah 6,5% selama minimal 3 bulan setelah seseorang menghentikan pengobatan diabetesnya. Selain itu, peserta dalam kelompok makan dengan waktu terbatas lebih konsisten mengikuti aturan tersebut, dengan terjebak dalam jendela makan 8 jam pada 87% hari selama 6 bulan. Di sisi lain, kelompok pembatasan kalori hanya memenuhi target kalori harian mereka sebanyak 68%.
Tidak ada laporan efek samping yang serius dari peserta selama penelitian, dan kejadian gula darah rendah (hipoglikemia) dan gula darah tinggi (hiperglikemia) serupa pada ketiga kelompok. Pentingnya temuan ini diperkuat oleh fakta bahwa lebih dari separuh peserta penelitian ini berkulit hitam dan 40% adalah keturunan Hispanik, kelompok yang memiliki tingkat diabetes tertinggi di Amerika Serikat menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit.
Bagaimana Intermittent Fasting Membantu Penderita Diabetes Tipe 2 ?

Intermittent fasting (IF) adalah pendekatan diet yang melibatkan siklus antara periode makan dan puasa. IF dapat membantu penderita diabetes tipe 2 dalam menurunkan berat badan dan mengontrol gula darah melalui sejumlah mekanisme yang telah terbukti dalam penelitian ilmiah. Berikut penjelasan lebih rinci:
- Penurunan Berat Badan: IF secara alami membatasi periode makan, yang pada gilirannya mengurangi asupan kalori harian. Kehilangan berat badan yang sehat adalah faktor penting dalam mengontrol diabetes tipe 2, karena berat badan yang lebih rendah dapat meningkatkan sensitivitas insulin dan mengurangi resistensi insulin.
- Peningkatan Sensitivitas Insulin: IF telah terbukti meningkatkan sensitivitas sel terhadap insulin. Dengan meningkatnya sensitivitas ini, sel-sel tubuh lebih efisien dalam menggunakan insulin untuk mengontrol kadar gula darah.
- Penurunan Kadar Gula Darah: IF dapat mengurangi lonjakan gula darah setelah makan dengan mengatur ulang cara tubuh mengolah glukosa. Ini membantu mengontrol kadar gula darah, yang sangat penting bagi penderita diabetes tipe 2.
- Penurunan Hemoglobin A1C (HbA1c): HbA1c adalah parameter yang digunakan untuk mengukur kontrol gula darah jangka panjang. Penelitian telah menunjukkan bahwa IF dapat mengurangi HbA1c pada penderita diabetes tipe 2, yang merupakan tanda perbaikan kontrol gula darah jangka panjang.
- Penurunan Resistensi Insulin: IF juga membantu mengurangi resistensi insulin, yang sering kali menjadi masalah pada penderita diabetes tipe 2. Dengan mengurangi resistensi insulin, tubuh lebih efisien dalam mengatur gula darah.
- Pengurangan Peradangan: IF dapat membantu mengurangi peradangan dalam tubuh, yang berkontribusi pada perkembangan diabetes tipe 2.
Studi-studi terbaru juga menunjukkan bahwa IF dapat membantu penderita diabetes tipe 2 mencapai remisi. Merupakan kondisi di mana gula darah mereka berada dalam kisaran normal tanpa perlu obat diabetes. Namun, sangat penting untuk berbicara dengan profesional kesehatan sebelum memulai IF. Terutama jika Anda memiliki kondisi medis lain atau sedang dalam pengobatan diabetes.
Pantangan Penderita Diabetes Tipe 2 dalam Intermitten Fasting
Selama menjalankan intermittent fasting (IF), penderita diabetes tipe 2 perlu memperhatikan beberapa pantangan agar dapat mengontrol gula darah mereka dengan lebih baik dan menghindari potensi risiko. Berikut adalah beberapa pantangan yang perlu diperhatikan:
- Tidak Melewatkan Obat atau Insulin: Penting untuk tidak melewatkan dosis obat atau insulin yang telah diresepkan oleh dokter. Jika Anda sedang menjalani pengobatan, konsultasikan dengan dokter Anda tentang cara terbaik untuk mengatur jadwal dosis obat Anda selama IF.
- Makan dengan Bijak saat Buka Puasa: Ketika jendela makan terbuka selama IF, hindari makan makanan yang mengandung tinggi gula sederhana. Apalagi yang mengandung karbohidrat olahraga, dan makanan tinggi gula. Hal ini dikarenakan dapat menyebabkan lonjakan gula darah yang drastis.
- Kendalikan Porsi Makan: Meskipun IF membatasi waktu makan, pastikan untuk mengontrol porsi makan Anda. Jangan terlalu banyak makan saat jendela makan terbuka.
- Hindari Makanan Tinggi Lemak dan Rendah Karbohidrat: Makanan tinggi lemak dan rendah karbohidrat mungkin tidak cocok untuk semua penderita diabetes tipe 2. Konsultasikan dengan dokter atau ahli gizi untuk menentukan jenis diet yang sesuai.
- Perhatikan Reaksi Tubuh: Pantau bagaimana tubuh Anda bereaksi selama IF. Jika Anda merasa pusing, lemas, atau mengalami gejala gula darah rendah, segera makan atau minum sesuatu yang mengandung karbohidrat kompleks.
- Konsultasikan dengan Dokter: Sebelum memulai IF, selalu konsultasikan dengan dokter atau ahli gizi yang berpengalaman dalam manajemen diabetes. Mereka dapat membantu Anda merencanakan IF yang aman dan efektif sesuai dengan kebutuhan Anda.
Kesimpulan
Sebuah penelitian terbaru menunjukkan bahwa orang yang melakukan pola makan dengan batasan waktu atau Intermittent Fasting, berhasil menurunkan berat badan. Hal ini bahkan lebih banyak daripada mereka yang mengurangi asupan kalori harian mereka hingga seperempatnya. Baik kelompok yang melakukan puasa intermiten maupun yang mengurangi kalori mengalami peningkatan yang sebanding pada kontrol gula darah jangka panjang. Pengukurannya bisa dilakukan dengan tes HbA1c. Para ahli menyatakan bahwa meskipun perbaikan ini relatif kecil, tetapi masih signifikan. Bahkan dapat berkontribusi pada pengendalian gula darah yang lebih baik seiring berjalannya waktu.
Orang-orang yang mengikuti penelitian ini sering kali berkonsultasi dengan ahli diet, yang dapat memberikan panduan tambahan. Namun, penting untuk dicatat bahwa makan dengan batasan waktu dapat dilakukan tanpa bantuan ekstra. Namun, para ahli juga menyarankan agar penderita diabetes tipe 2 selalu berkonsultasi dengan dokter sebelum mencoba pendekatan ini. Hal ini bertujuan untuk memastikan keamanan dan sesuai dengan kebutuhan kesehatan individu mereka. Untuk beragam informasi tentang kesehatan, klik saja disini!
Leave a Reply