Kota Pompeii bagi kamu yang mendengar nama kota ini, tentu sudah tak asing lagi ditelinga. Kota tersebut hancur disebabkan oleh adanya letusan Gunung Vesuvius yang dahsyat. Hal itulah yang menghancurkan Kota Pompeii, Kota Herculaneum, dan kota lain yang berada di dekatnya.
Mungkin, jika dalam kota tersebut memiliki teknologi yang lebih baik. Mereka akan menyadari dengan cepat bencana apa yang akan terjadi selanjutnya di sekitar mereka. dan akan membuat mereka bisa menyelamatkan diri. Namun, banyak dari mereka yang tidak bisa menghindar dari erupsi tersebut.

Kematian ribuan orang pun tak bisa terhindarkan dan nampak begitu tragis. Kehancuran Kota Pompeii ini terjadi pada tahun 79 Masehi. Dibalik hancurnya kota tersebut, ada beberapa fakta yang tersembunyi dan jarang orang ketahui.
Apa sajakah itu? Berikut beberapa fakta tersembunyi dibalik hancurnya Kota Pompeii.
Fakta Dibalik Kehancuran Kota Pompeii
- Peringatan yang didapat oleh penduduk setempat tidak dihiraukan
Menurut buku Pompeii: An Archaeological Guide, penduduk sedang berada di perayaan multi-day di bulan Augustus. Lebih parahnya lagi, pada hari sebelum letusan, yaitu pada tanggal 23 Agustus terdapat festival Vulcanalia. Festival ini merupakan festival dewa Vulcan (dewa api dan gunung berapi).Penduduk di Pompeii bukannya tidak mendapat peringatan mengenai Gunung Vesuvius yang akan Meletus. Karena dimana pun, jika gunung akan meletus pastinya akan ada asap yang muncul, gempa bumi kecil, ataupun paling tidak suara gemuruh.
Karena adanya perayaan Vulcanalia, penduduk pompeii menafsirkan tanda-tanda tersebut sebagai pertanda yang baik dari dewa daripada peringatan untuk melarikan diri.
- Cuaca yang tidak lazim terjadi
Bukan saja karena festival vulcania, tapi juga karena cuaca. Perspecta Weather mengatakan, bahwa di bagian Italia pada bulan Agustus, angin akan bertiup ke arah barat daya.Jika hal ini terjadi selama letusan maka, awan abu dan gas dari gunung berapi juga akan tertiup angin ke arah Pompeii. Dan jika abu dan gas pergi ke arah yang biasa, mungkin akan banyak orang yang akan selamat.
Namun, pada hari itu angin bertiup ke barat laut, yaitu langsung menuju ke arah Pompeii. Ini berarti awan abu dan gas dari gunung berapi akan membuat masyarakat Pompeii kesulitan bernapas.
Dan akhirnya banyak dari mereka yang tidak dapat melarikan diri. Pompeii berada di teluk, dan beberapa orang mencoba untuk melarikan diri dengan kapal. Tetapi, rute dari pelarian diri yang paling efektif justru terhalang karena cuaca yang aneh.
- Ketakutan warga saat peristiwa tersebut terjadi
Kematian warga Pompeii sekitar 2000 tahun yang lalu, tergambar jelas pada sisa-sisa kerangka mereka. Ketakutan warga pompeii dapat terlihat dengan jelas di wajah mereka pada saat kematiannya.Ketika kerangka-kerangka Pompeii digali pada awal abad 18, para arkeolog menyadari bahwa kerangka tersebut terbalut oleh abu yang padat.
Atlas Obscura mengatakan para penggali melihat bahwa para korban mengalami emosional pada saat terakhir kehidupan mereka. Posisi mereka sewaktu abu turun, banyak yang sedang berkumpul bersama, ada juga beberapa pasangan yang saling memeluk satu sama lain.
Ada juga bocah lelaki berusia kurang lebih 4 tahun yang ketakutan dan bayi sedang tertidur di pangkuan ibunya. Bahkan terdapat gips binatang, termasuk seekor anjing yang menggeliat (memutar) seolah-olah ia sangat kesakitan.
Namun, teknologi modern dapat menggali informasi ini lebih jauh lagi. Seeker melaporkan bahwa pada tahun 2015, banyak kerangka yang telah dipindai menggunakan CAT-scanned. Yang artinya adalah mereka berhasil diketahui berdasarkan usia, jenis kelamin, serta detail korban terkait kesehatannya pada saat itu.
Berikut ulasan beberapa fakta yang mengejutkan dibalik hancurnya sebuah kota Pompeii. Dan semoga bermanfaat.